Silakan klik saudaraQ

Selasa, 01 Desember 2009

Ali Punya Cerita

VISI
Bicara tentang visi, berarti bicara tentang cita-cita. Kalau sudah membicarakan cita-cita pasti didalamnya ada yang namanya cara meraih cita-cita itu. Sehadap dengan cara meraih yakni misi. Misi-misi adalah cara-cara atau program-program yang direncanakan dan disusun secara sistematis yang diusahakan untuk mencapai tujuan.
Saya masih ingat sebuah tulisan yang ditulis oleh siapa namanya, saya lupa. Yaitu,” setiap orang memiliki cita-cita kita taruh didepan mata kita, di depan kening kita, jangan terlalu jauh, cukup 5 cm di depan kening kita, supaya tidak lari dari pandangan mata kita. Selanjutnya apa yang kita harus lakukan?cukup berlari lebih kencang dari biasanya, memandang lebih tajam dari biasanya’.
Novel ayat-ayat cinta juga menginspirasikan tentang visi. Pada bagian novel yang ditulis Habiburrahman El Shirazy menggambarakan perjalanan seorang perantau yaitu Fahri yang sedang menempuh kuliah di kairo mesir. Fahri membuat peta hidupnya dari mulai tahun sekian sampai tahun sekian. Disitu diceritakan fahri pada tahun ini harus lolos proposal tesis, kemudian pada tahun berikutnnya harus mulai menulis tesis sembari menikah, tahun berkutnya harus dapat berkarya setidaknya 10 buku yang bermanfaat bagi umat. Begitu juga dengan Aisha, peran utama kedua setelah Fahri. Membuat peta hidup yang tersususun secara apik.
Apa yang ditulis oleh penulis-penulis itu cukup membuat saya termotivasi untuk menyusun sebuah visi hidup. Tentunya visi yang disusun secara sistermatis dan diusahakan melalui misi-misi yang strategis.
Nampaknya kurang lengkap kalau saya sendiri belum menuliskan pendapat saya pribadi tentang visi.
Buat saya visi adalah layaknya piala, tropi, piagam, Official, dan pengakuan, kepercayaan penonton, serta terakhir adalah uang pembinaan. Tropi itu sendiri adalah tahta/kedudukan supaya dapat membuat kebijakan yang berorientasi pada kepentingan umat. Kedua adalah Official, official adalah pendamping atlet, orang yang berperan sebagai motivator, memberikan umpan balik tentang strategi, tukar pendapat, penahan emosi. Pengakuan dan kepercayaan penonton adalah tindakan dan ucapan saat bertanding. Tindakan, gerak-gerik atlet itu dalam pengawasan penonton, maka perilaku yang ditimbulkan akan dapat ditiru oleh penonton dalam hal ini adalah atlet-atlet pemula dan junior. Selain itu adalah ucapan, kata-kata kita. Ucapan kita itu dipercaya orang lain, kata-kata kita diikuti orang lain tanpa ada paksaan. Yang terakhi uang pembinaan, jelas ini adalah harta. Maka visi merupakan tujuan yang hendak diraih serta komplit, tahTA, waniTA, kaTA, dan harTA.
Sedangkan misi adalah cara-cara untuk meraih kemenangan dengan kondisi mental yang terus meningkat.
Saya punya cerita, cerita ini bersumber dari seorang teman bernama Arya yang bertanding tenis meja di brebes. pesertanya dari perwakilan seluruh kecamatan, dan Arya wakil kecamatan larangan. Tahun sebelumnya Arya belum sempat ke tingkat kabupaten, baru tahap seleksi di kawedanan sudah kalah. Tetapi kali ini tidak seleksi kawedanan melainkan langsung ke tingkat kabupaten.
Apa yang kamu rasakan saat bertanding?
Pertandingan di mulai, dalam fikiranku hanya ada kemenangan. Aku tidak lagi memikirkan masa lalu yang membuat mentalku down. Babak penyisihan berhasil kulalui dengan mulus, skor 3-0.
Babak kedua dimulai. Lagi-lagi aku memenangkan tanpa hambatan dengan skor telak 3-0. Yuph aku masuk semi final, ku hajar lawan 3-0 tanpa ampun. Perjalananku dari penyisihan sampai masuk final toergolong mulus, memang…hm..hm..sombong.
Setelah babak pertama dan kedua apa yang kamu lakukan?
Sambil menunggu final, aku menonton pertandingan meja sebelah. Niatku melihat permainan lawan untuk mencari kelmahan lawan. Pemenang dari pertandingan itu akan menjadi lawan finalku. Ketika itu pertandingan antara wakil dari kecamatan brebes (tuan rumah) dengan kecamatan ketanggungan. Sebut saja Candra dengan Riky. Wush…Riky?, Riky adalah orang yang mengalahkanku tahun lalu di seleksi kawedanan ketanggungan, aku dihajar dengan skor yang mengecewakan 3-2, dengan set tkelima (terakhir) 18-16 untuk elif, melewati deuce 7 kali. Sungguh akhir yang mengecewakan. 4 set sebelumnya aku berjuang mati-matian sampai mencapai skor 2-2. Huhhhh…
Ceplaakk!!!!... itu bunyi pukulan terakhir Candra yang menandakan Candra menang sekaligus dinobatkan menjadi lawanku. Wow..Riky kalah,gimana denganku, aku saja kalah dengan Riky apalagi melawan Candra. Ditambah dengan label tuan rumah, sontak membuatku down.
“Candra, silakan istirahat 10 menit,setelah itu langsung final”kata bapak wasit. “10 menit itu waktu yang sedikit pada saaat-saat seperti ini”,batinku. Aku harus bisa mengatasi metalku dalam waktu teen minute.
Bagaimana saat final?
Final dimulai, kuatasi mental dengan baik, biasa kulakukan caraku sendiri yakni membuang prasangka burukku dan masa laluku yang mengecewakan. Aku fokuskan pikiran, menyusun strategi. Set pertama selesai dengan kemenangan pada pihak Candra. Set kedua dimulai, aku kalah lagi. Skor menjadi 2-0 untuk Candra. Sekarang set ketiga. Ini adalah set terakhir buat Candra, tetapi bukan buat aku, aku harus masih mengejar ketinggalan 2 set.
10-8 untuk Candra. 1 angka lagi buat Candra. Ughhh…capek….keluhku, bola ada padaku. Ini kesempatan, ada 2 service di tanganku. Crik..,bunyi bola yang mengenai bibir meja. 10-10, dan aku melewati deuce dengan baik. Skor berubah menjadi 2-1. Aku lihat ada kekecewaan di wajah Candra, yang sebelumnya gagal menyelesaikan set ketiga. Mau tidak mau dia harus meladeni aku lebih lama.
Set keempat dimulai. Dengan modal set ketiga di tanganku. Kugunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya untuk melewati set keempat. Kulancarakan serangan, kugunakan spin, smash, dan yang pasti service andalanku. Woseeet ..berhasil..!!!! skor menjadi 2-2. Ini menandakan akan semakin lama Candra meladeniku.
Set kelima,
Ini adalah set penentuan, set terakhir. Point demi point untuk menuju angka 11. Ku serang habis-habisan, tetapi skor tidak berpihak padaku, 10-7 untuk Candra.
Di sela-sela mengambil bola, tidak henti-hentinya aku berdoa.
Kepada Yang Maha Kuasa, yang menguasai jagad raya.
Batinku terus berdoa, tangan kuayun lebih keras dari biasanya.
spin keraspun mengguncang, hingga 10-8 kudapatkan.

Dari cerita Arya menggambarkan suatu proses meraih tujuan. Proses itu dilengkapi dengan ketekunan dan kestabilan mental. Di situ digambarkan pemain melawan pikirannya sendiri, mulai dari melawan rasa pesimis, takut kalah, dan prasangka buruk lainnya. Dengan keadaan seperti itulah kita dituntut merubah pikiran menjadi pikiran yang optimis (Ar-raja), berprasangka baik.
Milikilah baik sangka yang besar terhadap Allah, karena apa yang kita sangkakan kepada Allah, begitu pulalah kejadian yang terjadi kepada kita. Insya’ Allah.
Pada set terakhir, pemain mulai menyadari perjuangan dia dari awal. Berhasil lolos ke final dengan mulus. Saat final juga sempat ketinggalan 2 set. Berhasil menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Apakah perjuangan itu harus diakhiri dengan kekecewaan? Apakah disaat penetuan kita malah lengah? Atau meremehkan? Atau bahkan cuek? Tentu kita semua menginginkan Happy ending bukan?. Oleh Karena itu, jangan sekali-kali kita meremehka bagian dari kehidupan kita. Sedikit apapun itu sangat berharga. Gunakan waktu yang sedikit ini dengan sebaik-baiknya.
Banyak sekali praktek-praktek seperti itu di dunia kita. Misalnya, ujian nasional di SMP dan SMA, siswa belajar semua mata pelajaran selama 3 tahun, tetapi kelulusan ditentukan hanya dengan 3 hari dan 3 mata pelajaran saja. Dan itu semua tanpa memperhatikan nilai afektif dan nilai psikomotorik. Bias saja Siswa yang sejak kelas 1 selalu peringkat 1 paralel, saat ujian nasional dia gagal dalam 1 mapel saja. Mungkin karena meremehkan atau yang lainnya.
Pemain terus menggunakan potensinya untuk meraih kemenangan, spin, smash, service, dan teknik perpingpongan lainnya. Potensi yang ia latih dengan ilmu. Ilmu tertulis (teksbook) dan ilmu alam (otodidak). Pemain tidak menggunakan segala cara. Kecuali cara yang ia peroleh dari ilmu pengetahuan dan hukum alam.
Tak henti-hentinya pemain berdoa terhadap Yang Maha Tahu, bergantunglah hanya kepada-Nya. Adukan semua keluhan kita hanya pada-Nya. Bukan terhadap sesama manusia. Karena hanya Allah SWT yang bisa membantu kita menyelesaikan segala permasalahan.
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya.” (Al-Ma’arij: 19-23)
Kita butuh keajaiban-Nya. “Crik..,bunyi bola yang mengenai bibir meja. 10-10, dan aku melewati deuce dengan baik”. Ini adalah keajaiban-Nya.
Lalu bagaimana jika mengalami kegagalan?
Untuk menjawab pertanyaan itu, saya kutip tulisan Ustad Yusuf Mansur dalam buku Kun Fayakuun halaman 120.
Dalam hal ini, Rasulullah Saw menganjurkan kita untuk selalu ridha atas apa yang terjadi dalam kehidupan kita. Supaya mutiara kesulitan bisa kita dapatkan seiring dengan kesabaran kita menerimanya sebagai sebah ketetapan Allah. Tapi yang terjadi, kita kehilangan sesuatu, lalu kita mengeluhkannya. Maka kita menjadi rugi dua kali. Pertama rugi sebab kehilangan barang yang boleh jadi kita cintai. Yang kedua rugi sebab kita tidak mendapatkan penggantinya sebab kita tidak ridha.
Akan tetapi, pada hakekatnya visi/tujuan hidup manusia adalah mencapai kebahagiaan di dunia lan akhirat.
Seorang pengayuh becak dari pagi hingga malam untuk kebahagiaan, seorang nelayan pergi kelaut mencari ikan dari kanan ke kiri dari kiri ke kanan, mencari bahagia. Sepasang muda-mudi yang lagi kasmaran sampai dada nyut-nyut itu juga bahagia. Seperti doa kita selepas sholat, Rabbana atina fiddun’ya hasanah wafil akhiroti hasanah. Hidup kita tidak berhenti di dunia melainkan diteruskan kea alam barzah sampai alam akhirat. Maka dari itu, tujuan hidup yang kita susun harus dapat membawa kita menjadi manusia yang bahagia di dunia dan akhirat.
Sebenarnya, apa kunci kebahagiaan itu?
Kekayaan tidak menjamin kebahagiaan, kecantikan tidak menjamin kebahagiaan. Wanita cantik belum tentu bisa menjadi istri. Kunci kebahagiaan adalah istri salehah. Dan kunci kebahagiaan adalah rasa cukup dalam hati.
Harta bukanlah ukuran, melainkan rasa cukup dalam hati.
Alhamdulillah wasyukrulillah niamillah.

Mencoba membuat visi hidup…
Namun sebelumnya, pada hakekatnya tujuan hidup manusia adalah??
Jawabannya adalah BAHAGIA
Jadi pikirkan sesuatu yang dapat membahagiakan kita, karena tidak mungkin kita akan meraih segala-galanya yang ada di muka bumi ini, cukup ambil sebagian saja. Tidak hanya kita saja yang dibuat bahagia oleh kiat melainkan ada kelurga, dan masyarakat sekitar kita karena kiata hidup tidak sendiri, kita adalah makhluk social. Ingat Sabda Rasulillah SAW, “ Sesungguhnya sebaik-baik manusia adalah yang memberi manfaat untuk orang lain”. Maka jelaslah seenggaknya kita memikirkan kebahagiaan untuk dirisendiri, keluarga dan masyarakat sekitar. Atau bahkan kitadapat melakukan lebih dari itu.
“Rabbanaa Aatina Fiddunya Hasanah wafil aakhirati hasanah waqinaa adzaabannaar”amien.
WALLAAHU A'LAM BISH SHAWAB
22 September 2009 00:14 WIB
3 Syawal 1430 H
albas_ponk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

2007 Fresh

2007 Fresh